Saturday, March 14, 2009

Pabrik Karung Goni Bangkrut

Akibat kekurangan bahan baku, enam pabrik karung goni di Indonesia gulung tikar. Pabrik karung goni yang masih bisa bertahan hingga sekarang hanyalah pabrik Pecangaan di Jepara dan pabrik Rosella Baru di Surabaya. Itu pun dengan kemampuan produksi hanya 35 persen dari kapasitas normal.

Demikian terungkap dalam temu wicara sosialisasi intensifikasi serat karung rakyat di Jepara, Kamis (10/8). Selain dihadiri petani rosela atau kenaf yang merupakan bahan baku karung goni, acara ini juga dihadiri Gubernur Jateng Mardiyanto, Bupati Jepara Soenarto, dan Direksi PT Perkebunan Nusantara X.

Dalam kondisi normal, pabrik karung Pecangaan membutuhkan areal tanaman rosela 2.500 - 3.000 hektar/tahun yang diperhitungkan mampu menghasilkan 3.500 ton serat rosela. Namun, karena sempitnya areal tanaman rosela, pasokan bahan baku hanya sekitar 1.200 ton/tahun sehingga setelah diolah hanya menghasilkan sekitar 990.000 lembar karung.

Menurut Bupati Jepara Soenarto, para petani enggan menanam rosela karena harganya fluktuatif dan tidak ada jaminan hasil tanaman mereka bisa ditampung pabrik. Akibatnya petani rosela di Kecamatan Welahan, Mayong, Bangsri, dan Kecamatan Keling yang sebelumnya merupakan sentra tanaman rosela, beralih menjadi perajin mebel ukir.

Sementara itu, menurut sejumlah petani dari Kabupaten Pati, Grobogan, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali, menanam rosela sebenarnya lebih menguntungkan dibandingkan menanam padi atau palawija, asalkan petani mendapat fasilitas kredit pupuk dan pestisida dari PTP Nusantara X.

Dengan pemberian fasilitas tersebut, diperkirakan produksi serat bisa mencapai 1,5 - 2 ton per hektar. Dengan harga jual Rp 2 juta/ton petani bisa mendapat penghasilan Rp 3 juta - Rp 4 juta/hektar setiap tahun.

Dalam temu wicara itu juga terungkap, untuk mengatasi kelangkaan bahan baku rosela, Direksi PTP Nusantara X sudah menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani. Dalam kerja sama itu Perhutani bersedia menyediakan lahan khusus untuk tanaman rosela yang dikelola petani. (sup) Kompas: Sabtu, 12 Agustus 2000